Karakter
merupakan jati diri yang ada pada diri seseorang. Karakter bukan dikasih,
tetapi karakter itu diasah. Bagaimana asal mula terbentuknya karakter ini? Yang
paling awal, karakter dibangun dari hati
yang berkembang menjadi suatu pola pikir. Pola
pikir inilah yang menyebabkan seseorang melakukan suatu action atau tindakan. Tindakan yang diulang-ulang setiap
harinya dan menjadi sesuatu yang umum akan menjadi sebuah kebiasaan baru. Dari kebiasaan inilah akan menjadi suatu hal
yang telah mendarah daging dan menjadi budaya.
Lalu, bagaimana kalau kita benar-benar menginginkan karakter yang baik? Di sini
hal yang dikenal dengan nama ‘disiplin’ berperan. Kalo kita mau mencapai goal tertentu, itu artinya kita harus
disiplin dan konsisten menjalan proses hingga tujuan sukses dicapai. Jadi,
secara ringkas dapat kita simpulkan bahwa karakter akan melahirkan orang
yang besar. Harapan bersama untuk
melahirkan sosok seperti Umar dan Usman yang tergambarkan di karakter para pengusaha muda
tentunya pasti akan sangat bermanfaat bagi Indonesia dan Agama Islam di era
mendatang.
Source Image: http://www.personaltrainingbusinessschool.com/ |
Ada banyak metode untuk menjadi
orang sukses, salah satunya dengan belajar ilmu dari sosok yang sudah terlebih
dahulu sukses. Sukses tidak hanya di bidang bisnis, karena sukses merupakan
tujuan dari setiap manusia di muka bumi. “Belajar
dari yang ahli, belajar dengan mengkaji”, konsep seperti ini diterapkan
oleh sosok pelawak populer di Indonesia yang tidak lain dan tidak bukan namanya
ialah Sule. Kebanyakan orang hanya melihat momen kehidupan di saat ia sudah
sukses sekarang, dan tidak banyak orang yang melihat memori yang tersimpan
dalam perjalanan menuju puncak kesuksesannya sekarang. “Penuh pembelajaran hingga tujuan tercapai”, sosok Sule berhasil
menerapkan hal ini. Kita sebagai seorang pebisnis juga perlu belajar dari
sosoknya yang cerdas dalam menangkap peluang dan mengolah suatu momen menjadi
berharga. Intinya, hidup ini penuh pembelajaran. Kalau mau sukses ya berarti
kita harus banyak-banyak belajar dari yang sudah sukses.
Dalam proses menuju keberhasilan ini,
kita harus pintar mengendalikan EQ kita, karena itulah asset berharga yang
berharga di dalam jiwa kita. Ada beberapa tips dalam proses menuju sukses yang
berharga dalam mengolah emosi kita, yaitu:
ü No
Blaming : Jangan suka menyalahkan keadaan. Hal ini
penting karena bila kita suka menyalahkan keadaan, maka yang ada ialah “keluhan-keluhan” akan membisingi sektor-sektor kehidupan kita. Hal ini akan
menjadi bahaya, karena dengan begitu diri kita sudah teridentifikasi sebagai
makhluk Allah yang kurang bersyukur. Lebih bahayanya lagi ialah kalau kita
terkena adzab Allah akibat kufur terhadap NikmatNya. Kalau sudah begini, sudah
seharusnya kita berhenti mengeluh dan menyalahkan keaadaan. Daripada mengeluh
dan menyalahkan keaadaan, kenapa tidak kita coba untuk membuat keadaan menjadi
lebih baik. Daripada menyalahkan diri sendiri, kenapa tidak kita coba untuk
menyemangati diri sendiri. Benar kan?
ü No
Excuse : Jangan
suka mencari-cari alasan. Diri kita ini sudah merupakan anugerah yang luar
biasa. Allah sudah kasih hak bagi makhluknya untuk sukses. Sayangnya, tidak
semua manusia mengambil hak ini. Kebanyakan dari kita ini suka mencari-cari
alasan. Ingatlah bahwa. “Orang sukses berhenti mencari-cari alasan dan Orang
gagal mencari-cari alasan untuk berhenti.” Jadi mau memilih golongan yang
manakah kita? Wannabe success person? Let’s stop making excuses to ourself.
ü No
Justify : Jangan
suka membenar-benarkan diri sendiri. Ayo kita ingatlah lagi, manusia tidak ada
yang sempurna. Itulah mengapa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa, tidak
lain yaitu untuk saling berkenalan (Q.S Al Hujurat : 13) dan saling belajar
dari pengalaman masing-masing. Sekali lagi, hidup ini penuh pembelajaran. Kita
bisa menjadi manusia yang lebih baik karena ilmu, tetapi jangan sekali-sekali
memproklamasikan diri kita lebih hebat/baik dari orang lain. Bahaya bisa datang
kalau sikap takabur sudah merasuki jiwa kita. Pikiran boleh melangit, tetapi
hati harus tetap membumi. Benar?
Dalam proses menuju kesuksesan, kita
tentu akan menemukan masalah. Jangankan orang yang mau maju, orang yang mundur
atau diam di tempat pun juga bisa terkena masalah. Terus apa yang membedakan
orang yang sukses dengan orang yang gagal dalam menanggapi masalah? Orang
sukses mampu menemukan solusi dari setiap permasalahannya, orang sukses
menanggapi masalahnya dengan sikap yang tenang, dan orang sukses menilai
masalah sebagai tantangan yang perlu diselesaikan. Ingatlah, jika masalah
menghantuimu di saat ini, balaslah masalah itu dengan prestasi di masa depan.
Menapaki tangga menuju puncak
kesuksesan bukan perkara yang simple seperti
membalikkan telapak tangan. Jalan menuju impian akan penuh tantangan. Di
sinilah, mental juara diperlukan. Dan satu hal lagi yag penting, yaitu luruskan
niat kita, InsyaAllah kita akan mengalami percepatan untuk melesat ke tempat
impian kita berada. Jika belajar adalah ibadah, maka menjadi pintar adalah
dakwah. Jika menjadi entrepreneur adalah ibadah, maka menjadi entrepreneur
adalah dakwah. Jika bekerja adalah ibadah, maka menjadi yang terbaik adalah
dakwah. Mari luruskan niat dan tinnggikan prestasi.
No comments:
Post a Comment
Dengan adanya komentar dari pembaca, saya bisa mengetahui reaksi seperti apa yang timbul dari tulisan-tulisan saya ..
So, Please Give Comments! :)